Waspada Chikungunya: Kasus Meningkat di Indonesia, Jawa Barat Tertinggi
Di tengah fokus publik terhadap penyakit-penyakit menular seperti demam berdarah, Indonesia kini menghadapi peningkatan kasus penyakit chikungunya, sebuah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa sejak awal tahun 2025 hingga minggu ke-9, terdapat peningkatan signifikan jumlah suspek chikungunya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah kasus tertinggi, yakni lebih dari 6.600 kasus, disusul oleh Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten. Meskipun dalam dua bulan terakhir terjadi tren penurunan, pemerintah mengingatkan bahwa musim penghujan yang belum sepenuhnya usai masih berpotensi memicu lonjakan baru. Karena itu, kewaspadaan dan tindakan pencegahan di masyarakat tetap menjadi hal yang sangat penting.
Mengenal Penyakit Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). Nama penyakit ini berasal dari bahasa Kimakonde di Afrika Timur, yang berarti “melengkung” atau “membungkuk”, menggambarkan postur tubuh penderita yang membungkuk karena nyeri sendi parah.
Gejala umumnya muncul 2 hingga 7 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Gejala utama meliputi demam tinggi, nyeri sendi yang hebat (terutama pada tangan, pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki), sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, serta mual. Meskipun penyakit ini jarang menyebabkan kematian, nyeri sendi yang ditimbulkan bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, terutama pada lansia atau penderita penyakit kronis.
Pada beberapa kasus, terutama yang menyerang kelompok rentan seperti bayi, lansia, ibu hamil, dan pasien dengan daya tahan tubuh rendah, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi serius seperti gangguan saraf, jantung, hati, dan mata.
Tidak Ada Obat Spesifik
Hingga kini, belum ditemukan obat antivirus khusus untuk chikungunya. Pengobatan bersifat suportif, yaitu meredakan gejala dengan obat pereda nyeri dan penurun demam seperti paracetamol. Penting untuk menghindari obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) seperti ibuprofen tanpa diagnosis pasti, karena gejalanya dapat mirip dengan demam berdarah yang bisa memperburuk kondisi bila salah penanganan.
Jika gejala berlangsung lama, terutama nyeri sendi kronis, pasien bisa disarankan menjalani fisioterapi ringan untuk memperbaiki kualitas hidup dan mengembalikan mobilitas.
Pencegahan Masih Menjadi Kunci
Karena belum ada vaksin yang tersedia secara luas di Indonesia, satu-satunya cara efektif untuk mencegah chikungunya adalah melalui pengendalian nyamuk dan perlindungan diri. Pemerintah terus menggalakkan kampanye 3M Plus, yaitu:
Menguras tempat penampungan air secara rutin,
Menutup rapat tempat penampungan air,
Mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Sementara itu, “plus” mengacu pada tindakan tambahan seperti menggunakan kelambu saat tidur, memakai lotion antinyamuk, memelihara ikan pemakan jentik di kolam, serta melakukan fogging jika diperlukan.
Masyarakat juga dianjurkan mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang saat beraktivitas, terutama di area rawan nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara rutin.
Peningkatan Global, Ancaman Serius
Tak hanya di Indonesia, wabah chikungunya juga tengah melanda sejumlah negara lain. Di Tiongkok, misalnya, lebih dari 7.000 orang telah dilaporkan terinfeksi di Provinsi Guangdong. Secara global, lebih dari 240.000 kasus dan 90 kematian tercatat sepanjang tahun 2025 di lebih dari 16 negara. Hal ini menunjukkan bahwa chikungunya bukan hanya isu lokal, melainkan bagian dari tren peningkatan penyakit tropis secara global.
Jika mengalami gejala seperti demam tinggi dan nyeri sendi parah, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Sumber:
NPR. 2025. China has Declared War on The Chikungunya Virus - Link
Detik Health. 2025. RI Dihantui Peningkatan Kasus Virus Chikungunya - Link