Ancaman di Setiap Suapan: Fenomena Keracunan Makanan yang Terabaikan
Keracunan makanan sering dianggap sebagai masalah sepele, padahal dampaknya bisa sangat serius. Fenomena ini menunjukkan bahwa ancaman kesehatan bisa datang dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Kasus keracunan massal di Indonesia semakin sering terjadi bahkan mencapai status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kejadian Luar Biasa di Cianjur dan Bogor
Pada akhir April 2025, Kabupaten Cianjur mencatat dua kasus keracunan massal, dengan total korban mencapai 177 orang. Keracunan terjadi akibat dua kegiatan yaitu hajatan salah satu warga dan program makan bergizi. Makanan yang disajikan pada hajatan diduga basi karena telah dimasak dua hari sebelum acara. Penyebab utama keracunan adalah bakteri Escherichia coli (E. coli), yang biasanya berasal dari makanan yang tidak higienis atau terkontaminasi air yang tidak bersih.
Di Kota Bogor terjadi keracunan massal pada 11 Mei 2025. Sebanyak 223 siswa dari TK hingga SMA, 45 anak menjalani rawat inap, 49 rawat jalan dan 129 sisanya mengalami keluhan ringan seperti mual, muntah, diare dan demam. Menu makanan yang dianggap mengakibatkan keracunan massal ini adalah telur ceplok BBQ dan tumis tahu tauge yang sudah dimasak sejak malam hari. Pemerintah Kota Bogor menetapkan status KLB untuk mempercepat penanganan dan pengawasan.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab dari keracunan adalah adanya kontaminasi pada makanan seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Pada dua kasus KLB di Cianjur dan Bogor, ditemukan bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella. Keracunan makanan massal sering disebabkan oleh:
Pengolahan dan penyajian yang tidak higienis: Makanan yang tidak dimasak dengan benar atau disajikan dalam kondisi tidak bersih dapat menjadi sarang bakteri.
Distribusi makanan yang tidak tepat: Makanan yang didistribusikan dalam waktu lama tanpa pengawetan yang baik dapat terkontaminasi.
Kebersihan lingkungan yang buruk: Sanitasi yang tidak memadai di tempat penyimpanan dan penyajian makanan meningkatkan risiko kontaminasi.
Upaya Penanggulangan
Untuk mencegah keracunan makanan massal, beberapa langkah yang perlu diambil antara lain:
Peningkatan kesadaran masyarakat: Edukasi tentang pentingnya kebersihan dalam pengolahan dan penyajian makanan.
Pengawasan ketat dari dinas kesehatan: Melakukan inspeksi rutin terhadap tempat penyajian makanan dan memberikan pelatihan kepada penyedia makanan.
Penerapan standar sanitasi yang ketat: Menerapkan protokol kesehatan dalam setiap tahapan pengolahan dan distribusi makanan.
Keracunan makanan bukanlah masalah sepele dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan serius. Kejadian di Cianjur dan Bogor menunjukkan bahwa keracunan massal dapat terjadi dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti pernikahan atau program makan di sekolah. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dan menerapkan standar kebersihan yang tinggi dalam setiap aspek pengolahan dan penyajian makanan.
Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat mengurangi risiko keracunan makanan dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga.
Sumber:
Mayo Clinic. Food Poisioning - Link
Tempo. Kasus-Kasus MBG Sejak Januari 2025 - Link
