Kenali Fakta Medis Kanker Prostat yang Diderita Joe Biden
Kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria, terutama di negara-negara dengan pola makan Barat. Menurut data dari American Cancer Society, kanker prostat adalah jenis kanker paling umum kedua di kalangan pria setelah kanker paru.
Apa Itu Kanker Prostat?
Kanker prostat berkembang di kelenjar prostat, yang berfungsi menghasilkan cairan semen. Kanker ini sering tumbuh lambat dan awalnya terbatas pada kelenjar prostat, tetapi dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti kandung kemih, rektum atau bagian tubuh lain. Gejala awalnya bisa berupa kesulitan buang air kecil, darah dalam urin atau air mani, serta nyeri pada punggung, pinggul, atau paha atas.
Fakta Terbaru: Joe Biden Terdiagnosa Kanker Prostat
Pada 18 Mei 2025, mantan Presiden AS Joe Biden, yang berusia 82 tahun, mengungkapkan bahwa ia didiagnosis dengan kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulang. Diagnosis ini diperoleh setelah Biden mengalami gejala gangguan urin dan ditemukan nodul pada prostat. Meskipun kanker ini tergolong agresif dengan skor Gleason 9, tim medis menyatakan bahwa kanker tersebut masih sensitif terhadap hormon, sehingga memungkinkan pengobatan yang efektif. Biden dan keluarganya kini sedang mempertimbangkan opsi pengobatan bersama para profesional medis.
Diagnosis Joe Biden mengingatkan kita semua akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi pria yang memasuki usia rentan terhadap kanker prostat. Fakta bahwa seorang tokoh penting dunia pun menghadapi kondisi ini membuka diskusi global tentang bagaimana kanker prostat masih menjadi ancaman kesehatan yang nyata, meskipun memiliki potensi untuk disembuhkan jika terdeteksi lebih awal.
Pentingnya Deteksi Dini dan Diagnosis Kanker Prostat
Kanker prostat sering kali tumbuh perlahan dan mungkin tidak menunjukkan gejala di tahap awal. Namun, seiring perkembangan penyakit, gejala seperti kesulitan buang air kecil, nyeri panggul, hingga darah dalam urine bisa muncul. Deteksi dini melalui pemeriksaan PSA (Prostate-Specific Antigen) dan biopsi prostat sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. Penanganan bisa berupa operasi, radioterapi, atau terapi hormon, tergantung pada stadium kanker.
Pola Makan dan Risiko Kanker Prostat
Obesitas dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker prostat agresif dan kemungkinan kekambuhan setelah pengobatan. Asupan energi yang berlebihan dalam tubuh berkaitan dengan peningkatan skor Gleason (skor keparahan kanker prostat). Sebaliknya, ketika terjadi penurunan energi dalam tubuh, maka akan merangsang beberapa proses dalam sel dan jaringan yang mungkin menghambat proses perubahan sel normal menjadi kanker.
Beberapa pola makan yang dapat mengurangi risiko kanker prostat:
Diet Mediterania
Kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan minyak zaitun, serta rendah lemak jenuh. Diet ini telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat.
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
Fokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak, serta rendah lemak jenuh dan kolesterol. Diet ini juga menunjukkan potensi dalam mengurangi risiko kanker prostat.
Kanker prostat adalah masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian khusus, terutama bagi pria yang berisiko tinggi. Penting bagi kita untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan profesional medis untuk deteksi dini dan pencegahan kanker prostat.
Sumber:
Health Shots. 2025. Joe Biden Diagnosed with 'Aggressive' Prostate Cancer - Link
Oczkowaki, et al. 2021. Dietary Factors and Prostate Cancer - Link
Urology Expert. 2025. Apakah Pola Makan Berpengaruh pada Kesehatan Prostat? - Link
Urology Health. 2018. What is Prostate Cancer? - Link
