Kemenkes Ungkap: 96% Warga Dewasa Indonesia Kurang Bergerak
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) baru-baru ini mengumumkan hasil mengejutkan dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Dari lebih dari 50 juta peserta dewasa yang telah mengikuti pemeriksaan, hampir 96 persen tercatat memiliki tingkat aktivitas fisik yang tergolong rendah. Data ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat Indonesia bahwa gaya hidup kurang gerak kini telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan nasional.
Mayoritas Warga Dewasa Kurang Bergerak
Program CKG, yang merupakan inisiatif nasional untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat, mencatat bahwa 95,8 persen peserta dewasa tergolong kurang aktif secara fisik. Angka ini bahkan meningkat pada kelompok lansia yang mencapai 96,7 persen, sedangkan pada remaja dan pelajar berada di kisaran 60 persen.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa hasil ini mencerminkan pola hidup masyarakat yang semakin didominasi oleh aktivitas statis, baik karena pekerjaan, transportasi, maupun kebiasaan sehari-hari. Data tersebut sejalan dengan temuan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yang mencatat sekitar 37,4 persen penduduk berusia di atas 10 tahun kurang melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran.
Budaya “Mager” di Era Modern
Fenomena “mager” atau malas gerak kini bukan sekadar istilah populer di media sosial, tetapi sudah menjadi gambaran nyata gaya hidup masyarakat perkotaan. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menilai, banyak orang kini lebih memilih kenyamanan dan efisiensi, misalnya menggunakan kendaraan untuk jarak dekat, jarang berjalan kaki, atau enggan berolahraga karena keterbatasan waktu.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) mengungkap alasan paling umum di balik rendahnya aktivitas fisik: tidak memiliki waktu (48,7 persen), merasa malas (32,6 persen), serta usia lanjut dan tidak ada teman beraktivitas. Lingkungan yang kurang mendukung, seperti minimnya ruang publik dan trotoar yang aman, turut memperparah kondisi ini.
Dampak Kesehatan: Dari Obesitas hingga Penyakit Kronis
Kurangnya aktivitas fisik bukan sekadar masalah gaya hidup, melainkan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang. Data CKG menunjukkan bahwa peserta dengan aktivitas fisik rendah juga cenderung memiliki kondisi lain seperti obesitas sentral (32,9 persen), berat badan berlebih (24,4 persen), serta karies gigi dan hipertensi.
Kemenkes memperingatkan bahwa gaya hidup sedentari menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, stroke, jantung koroner, dan kanker. Jika dibiarkan, tren ini dapat memperbesar beban pembiayaan kesehatan nasional dan menurunkan produktivitas masyarakat secara signifikan.
Aktivitas Fisik Sebagai Gaya Hidup
Menanggapi situasi ini, Kemenkes mendorong masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap aktivitas fisik. Olahraga tidak harus selalu berarti pergi ke pusat kebugaran atau melakukan latihan berat, berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, menggunakan tangga daripada lift, atau bersepeda ke tempat kerja sudah merupakan langkah penting menuju gaya hidup sehat.
Selain itu, pemerintah berupaya memperluas akses terhadap ruang publik yang mendorong aktivitas fisik, seperti taman kota, jalur sepeda, dan area pejalan kaki. Inisiatif komunitas seperti senam bersama, jalan pagi warga, atau tantangan olahraga daring juga menjadi cara efektif untuk menumbuhkan semangat bergerak di masyarakat.
Saatnya Bergerak Bersama
Data CKG menjadi alarm bagi seluruh lapisan masyarakat bahwa krisis kurang gerak kini nyata dan meluas. Dengan hampir seluruh kelompok usia terdampak, upaya untuk membangun budaya aktif tidak bisa ditunda lagi.
Pemerintah, komunitas, dan individu harus bersama-sama menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian alami dari kehidupan sehari-hari. Bergerak bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan dasar untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, dan menciptakan generasi Indonesia yang lebih bugar dan produktif di masa depan.
Sumber:
Kemenkes. 2018. Mengenal Jenis Aktivitas Fisik - Link
Kompas. 2025. Hasil CKG, Kemenkes: 96 Persen Peserta Dewasa Kurang Aktivitas Fisik - Link
Voi. 2025. Padahal Sehat! Tapi 95 Persen Orang Dewasa Indonesia Masih Malas Bergerak - Link