Mitos vs Fakta: Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum di dunia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per tahun 2025 hipertensi mempengaruhi hampir 1.5 miliar orang di seluruh dunia. Hipertensi merupakan kondisi tekanan darah yang melewati batas normal yaitu 120/80 mmHg. Meskipun begitu, masih banyak mitos yang beredar tentang penyakit ini. Untuk itu, artikel ini akan membahas beberapa mitos dan fakta terkait hipertensi.
Marah-Marah Bisa Sebabkan Hipertensi
Emosi seperti marah atau stres memang dapat mempengaruhi tekanan darah sementara. Namun, marah-marah sesekali tidak secara langsung menyebabkan hipertensi jangka panjang. Berdasarkan artikel yang diterbitkan American Heart Association, meskipun emosi negatif seperti marah dapat meningkatkan tekanan darah dalam jangka pendek, efek ini tidak cukup signifikan untuk menyebabkan hipertensi permanen pada individu yang sehat. Hipertensi kronis biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik, pola makan, kebiasaan hidup, dan kondisi medis lainnya. Namun, marah-marah yang sering atau stres berkelanjutan dapat memperburuk kondisi hipertensi yang sudah ada.
Penderita Hipertensi Tidak Boleh Konsumsi Daging Merah
Tidak sepenuhnya benar bahwa penderita hipertensi harus menghindari daging merah. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Current Cardiology Reports, konsumsi daging merah yang berlebihan memang dapat meningkatkan risiko hipertensi karena kandungan lemak jenuh dan natrium yang tinggi. Namun, daging merah yang dikonsumsi dalam jumlah moderat dan diproses dengan cara yang sehat (seperti pemanggangan atau merebus tanpa tambahan garam berlebih) tidak serta merta membahayakan penderita hipertensi. Lebih penting adalah mengurangi konsumsi daging olahan, seperti sosis atau bacon yang mengandung garam tinggi.
Beberapa Jenis Garam Masih Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Hipertensi
Semua jenis garam, baik itu garam laut, garam himalaya, atau garam meja biasa, mengandung natrium yang dapat meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan jurnal dalam European Society of Cardiology, pengurangan konsumsi natrium sangat dianjurkan untuk penderita hipertensi. Meskipun beberapa jenis garam mengandung mineral lain seperti magnesium atau kalsium, natrium tetap menjadi komponen utama yang berdampak pada peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, meskipun ada variasi dalam jenis garam, semuanya harus dikonsumsi dengan hati-hati dan dalam jumlah terbatas.
Tekanan Darah Bisa Turun Kalau Berhenti Minum Kopi
Konsumsi kafein dalam kopi dapat menyebabkan lonjakan sementara pada tekanan darah, namun pengaruhnya terhadap hipertensi jangka panjang lebih kompleks. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Hypertension, meskipun kafein dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara, efeknya bervariasi antara individu. Beberapa orang mungkin menjadi lebih sensitif terhadap kafein, sementara yang lain tidak. Oleh karena itu, menghentikan konsumsi kopi mungkin tidak selalu menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan. Penderita hipertensi yang terbiasa mengonsumsi kopi sebaiknya mengatur dosis kafein mereka dengan hati-hati, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menghentikan kopi sepenuhnya akan selalu menurunkan tekanan darah.
Hipertensi Pasti Diturunkan ke Anak
Hipertensi memang memiliki komponen genetik, tetapi tidak selalu diwariskan secara langsung. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan dalam Hypertension Research, meskipun ada faktor risiko genetik yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertensi, gaya hidup yang sehat juga berperan besar. Pola makan yang buruk, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik lebih berpengaruh dalam perkembangan hipertensi. Anak-anak dari orang tua yang memiliki hipertensi mungkin lebih berisiko, tetapi jika mereka mengadopsi pola hidup sehat sejak dini, risiko mereka untuk mengembangkan hipertensi dapat diminimalkan.
Hipertensi Bisa Disembuhkan Total
Hipertensi kronis adalah kondisi medis yang tidak bisa sembuh total, tetapi dapat dikelola dengan baik. Meskipun pengelolaan hipertensi dengan obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan pola makan yang sehat dapat mengontrol tekanan darah, hipertensi tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Beberapa penderita mungkin mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan dan dapat mengurangi dosis obat, tetapi mereka tetap harus memantau tekanan darah mereka secara rutin dan menjaga gaya hidup sehat untuk mencegah lonjakan kembali.
Hipertensi Tidak Dapat Dicegah
Ada anggapan bahwa hipertensi adalah kondisi yang tidak dapat dicegah dan hanya bisa diobati setelah muncul. Sebagian besar hipertensi dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Faktor risiko seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan diet yang buruk dapat memicu hipertensi, namun menghindari faktor-faktor ini dapat membantu mencegah perkembangan hipertensi. Faktanya, hipertensi dapat dicegah dengan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, berolahraga, dan mengelola stres.
Mitos dan fakta tentang hipertensi sering kali membingungkan banyak orang. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kita bisa menghindari kesalahpahaman yang dapat berpotensi memperburuk kondisi kesehatan. Hipertensi adalah penyakit yang bisa dicegah dan dikelola dengan baik melalui kombinasi pengobatan dan gaya hidup sehat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami betul tentang penyakit ini agar bisa mencegah dan menangani hipertensi sejak dini.
Sumber:
Keck Medicine of USC. 10 Blood Pressure Myths and Facts You Need to Know - Link
AARP . 6 Common Blood Pressure Myths, Debunked - Link
