Kasus Amoeba Pemakan Otak Kembali Terjadi, Waspadai Naegleria Fowleri
Kasus infeksi yang disebabkan oleh amoeba pemakan otak kembali menjadi sorotan publik. Amoeba tersebut dikenal dengan nama Naegleria fowleri, organisme mikroskopis yang dapat menyebabkan penyakit mematikan pada manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kasus infeksi Naegleria fowleri mengalami peningkatan di berbagai belahan dunia, termasuk wilayah tropis dan subtropis yang memiliki suhu hangat.
Naegleria fowleri bukanlah ancaman baru dalam dunia medis. Meski kasusnya masih tergolong langka, tingkat kematian yang sangat tinggi membuat penyakit ini menjadi perhatian serius. Banyak pasien yang terinfeksi tidak tertolong karena perkembangan penyakitnya yang sangat cepat dan gejalanya yang sering kali disalahartikan dengan penyakit lain.
Mengenal Naegleria fowleri
Naegleria fowleri adalah jenis amoeba yang hidup bebas di lingkungan perairan tawar yang hangat seperti danau, sungai, mata air panas, dan kolam renang yang tidak terawat. Amoeba ini juga bisa ditemukan di tanah yang lembap dan hangat. Meskipun hidup bebas di alam, Naegleria fowleri bisa menjadi parasit yang sangat mematikan ketika masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung.
Organisme ini menginfeksi manusia ketika air yang mengandung amoeba masuk ke dalam rongga hidung, biasanya saat berenang atau menyelam di air tawar yang hangat. Setelah masuk, amoeba bergerak ke otak melalui saraf penciuman dan menyebabkan peradangan parah pada otak, kondisi yang dikenal sebagai Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM).
Gejala Klinis dan Penyebabnya
Gejala infeksi Naegleria fowleri biasanya muncul dalam waktu 1 hingga 9 hari setelah terpapar. Pada tahap awal, gejala menyerupai radang otak atau meningitis biasa, seperti:
Demam tinggi
Sakit kepala parah
Mual dan muntah
Leher kaku
Kehilangan keseimbangan
Kebingungan
Kejang
Gejala tersebut berkembang sangat cepat. Dalam beberapa hari, kondisi pasien bisa memburuk hingga menyebabkan koma dan kematian. Tingkat kematian akibat PAM sangat tinggi , lebih dari 97% kasus berakhir fatal, meskipun pasien mendapatkan perawatan medis.
Penyebab utama infeksi adalah masuknya air yang terkontaminasi ke dalam hidung. Tidak seperti infeksi pernapasan atau pencernaan, penyakit ini tidak menyebar melalui air minum, tetapi secara spesifik melalui jalur hidung ke otak.
Upaya Pencegahan
Karena belum ada pengobatan yang benar-benar efektif untuk PAM, pencegahan menjadi langkah terbaik untuk menghindari infeksi Naegleria fowleri. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalkan risiko:
Hindari berenang atau menyelam di perairan tawar yang hangat, terutama saat suhu tinggi.
Gunakan penjepit hidung atau hindari menyelam terlalu dalam di danau atau sungai.
Pastikan kolam renang pribadi dijaga kebersihannya dan diberi klorin dalam kadar yang tepat.
Gunakan air steril atau air yang telah direbus saat membilas hidung (misalnya untuk irigasi sinus atau wudhu).
Hindari mengaduk tanah atau lumpur di dasar perairan tawar hangat.
Meskipun kasus infeksi Naegleria fowleri sangat jarang, kesadaran dan kehati-hatian tetap penting, terutama di daerah dengan iklim panas atau saat musim panas. Menjaga kebersihan air dan menghindari paparan langsung ke hidung saat beraktivitas di perairan bisa menjadi langkah kecil yang menyelamatkan nyawa.
Sumber:
Kompas. 2025. Temuan Kasus Amoeba Pemakan Otak di Sejumlah Negara- Link
Cleveland Clinic. 2022. Brain-Eating Amoeba - Link
CDC. 2025. Naegleria fowleri Infections - Link
